Suatu waktu anda pasti pernah berada dalam situasi-situasi di bawah ini. Kikuk, salting (salah tingkah) dan serba salah; rasanya ingin diteleport ke tempat lain. Tapi bagaimana mungkin? Terpaksalah anda harus menghadapinya.
Situasi-situasi ini disebut situasi canggung yang biasanya terjadi karena ketidaksingkronan antara elemen-elemen yang ada. Anda sebagai subjek dalam situasi canggung tersebut harus bisa mencari jalan keluar, atau anda akan membiarkannya saja berlalu. Cuek beybeh.
Situasi pertama:
Anda berada berada dalam suatu ruangan bersama orang banyak dan anda ingin batuk. Namun beberapa orang lain sedang batuk-batuk juga, sehingga anda dengan terpaksa harus menunggu giliran, atau akan menambah ramai suasana.
Situasi kedua:
Seseorang berteriak “hey” ke arah anda. Anda mengangkat tangan dan melambaikannya kepada orang itu. Ternyata dia tidak memanggil anda. Anda kemudian pura-pura menoleh ke tempat lain, namun sudah terlambat, keburu semua orang sudah melihatnya.
Situasi ketiga:
Anda sedang duduk di kursi, menggeserkan tempat duduk anda dan membuat suara seperti kentut. Anda mencoba untuk membuat suara seperti itu beberapa kali lagi, sampai semua orang tahu bahwa anda tidak benar-benar kentut.
Situasi keempat:
Anda masuk terlebih dulu melalui sebuah pintu, dan kemudian memegang pintu agar tetap terbuka untuk seseorang di belakang anda. Ternyata anda harus memegang pintu dalam waktu lebih lama untuk banyak orang di belakangnya. Jika anda melepaskannya, anda takut dianggap tidak sopan dan egois.
Situasi kelima:
Anda sedang berbicara penuh semangat kepada orang-orang saat makan malam, dan tanpa sengaja anda melontarkan secuil makanan dari dalam mulut ke arah mereka. Tentu saja anda harus minta maaf atas kejadian itu.
Situasi keenam:
Begitu bersemangatnya anda bercerita tentang teman-teman lama kepada seseorang teman sekolah di masa lalu, namun dia tidak mengenal nama-nama yang anda sebutkan. Ternyata dia bukan teman di masa SMA, tapi teman SMP. Aduh, pukulah jidat anda untuk itu.
Situasi ketujuh:
Seseorang berjalan sambil mengangkat sebelah tangannya untuk tos, tapi anda menerimanya dengan dua tangan di bawah. Silakan tertawa bersama atas kekacauan itu.
Situasi kedelapan:
Anda memasuki sebuah toilet yang penuh dengan orang. Anda berpura-pura datang hanya untuk mencuci tangan lalu pergi.
Situasi kesembilan:
Anda mengutak-atik ponsel karena tidak mempunyai sesuatu yang bisa dipercakapkan dengan seseorang di samping anda.
Situasi kesepuluh:
Anda sedang berbicara dengan seseorang, hape anda memanggil, lalu anda angkat. Tak lama hubungan telepon anda terputus, sementara teman bicara anda tadi juga menelepon, dan terus menelepon tanpa menghiraukan anda lagi. Jalan keluarnya? Teleponlah lagi.
Situasi kesebelas:
Orang di depan berjalan sedikit lebih lambat dibanding anda. Sekarang anda berjalan dalam kecepatan tidak nyaman untuk melewatinya. Cobalah bergeser ke kiri atau kanan untuk mencari jalan lowong.
Situasi keduabelas:
Samar-samar seseorang yang Anda kenal namun tidak ingin anda temui saat itu sedang berjalan di depan Anda. Anda menjaga jarak.
Situasi ketigabelas:
Anda mengatakan “hi” pada seseorang, tapi suara yang keluar terdengar seperti bisikan. Batuklah untuk menutupinya.
Situasi keempatbelas:
Anda bersin dan kentut pada waktu bersamaan, keras lagi.
Situasi kelimabelas:
Anda tersenyum kepada seseorang yang tidak dikenal di depan anda, tapi dia tidak tersenyum kepada anda. Palingkan muka dan tersenyum dengan orang yang lain, semoga hanya dia yang begitu.
Situasi keenambelas:
Selembar uang terlihat di jalan yang sepi ketika anda lewat. Secara refleks anda menunduk untuk mengambilnya, tapi seseorang secara tiba-tiba berjalan di samping anda. Menunduklah untuk membetulkan tali sepatu atau sekedar menggaruk betis anda.
Adakah situasi lain yang berbeda, yang pernah anda alami?
No comments:
Post a Comment